Kamis, 27 Oktober 2011

Zona Tidak Nyaman

Tulisan saya kemarin berjudul Zona Nyaman. Secara ringkas, zona nyaman mengandung bahaya yaitu membuat kita tidak lagi rindu mengenal kebenaran dan tidak lagi rindu mengabarkan berita keselamatan. Semoga kita tidak terjebak di dalamnya.
Kali ini saya menulis mengenai zona tidak nyaman. Zona tidak nyaman tidak kalah berbahayanya dibanding dengan zona nyaman. Bahkan, mungkin lebih berbahaya dibandingkan zona nyaman.
Ijinkan saya membagi zona tidak nyaman menjadi dua, eksternal dan internal.
Zona tidak nyaman eksternal, contohnya kita belum mempunyai penghasilan tetap, atau penghasilan tetap kita masih kecil. Kita belum mempunyai rumah sendiri, belum mempunya jaminan asuransi kesehatan dan pendidikan untuk anak-anak kita, belum punya mobil -sementara teman-teman kita sudah-, belum punya ini, belum punya itu, belum bisa beli ini, belum bisa beli itu. Atau kita merasa tubuh kita tidak sesehat dulu, waktu kita tidak sebebas dulu. Kerja masih ikut orang lain, sementara kita ingin kerja mandiri tetapi belum mampu. Sungguh, kita berada di zona tidak nyaman eksternal. Karena keterbatasan kita secara fisik maupun keuangan.
Zona tidak nyaman internal, contohnya kita masih bergumul dengan karakter kita yang kurang baik. Kita -yang tentu saja paling mengenal diri kita sendiri- merasa masih banyak kekurangan. Masih banyak sifat buruk. Tidak lebih baik dibandingkan orang lain. Masih perlu dibereskan. Tidak se-rohani orang lain. Masih sering “bermasalah”. Pokoknya, kita merasa tidak layak untuk berbicara hal-hal rohani. Logis, karena kita merasa masih banyak yang perlu diperbaiki dalam karakter kita. Kita berada di zona tidak nyaman internal.
Melanjutkan tulisan ini, saya tidak mempunyai ide lain selain mengajak Anda membuka 2 Timotius 4:2
Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” (2 Tim 4:2)
Ayat di atas menasehatkan, baik atau tidak baik waktunya, siap sedialah untuk memberitakan firman.
Anda (dan saya) berada di zona nyaman? O, itu waktu yang baik. Mari beritakan firman!
Anda (dan saya) berada di zona tidak nyaman? Maaf, itu mungkin kondisi yang kurang baik. Tapi, mari beritakan firman!
Anda (dan saya) masih bergumul dengan ekonomi keluarga? Memang waktu yang tidak mudah. Tapi, mari beritakan firman!
Anda (dan saya) masih punya karakter yang buruk? O, saya bisa memahami betapa itu situasi yang tidak nyaman. Tapi, mari beritakan firman!
Mungkin kita merasakan sebuah kejanggalan, bagaimana mungkin dengan karakter yang buruk kita bisa berbicara tentang firman? Kalau kita bersedia berbicara soal firman menunggu karakter kita baik, sampai kita dipanggil Tuhan pun kita tidak akan punya waktu untuk itu. Karena proses penyempurnaan karakter kita berlangsung seumur hidup. Kecuali, karakter baik yang kita maksud adalah tampilan luar kita yang tampak baik di depan orang.
Max Lucado, dalam bukunya Aktor-aktor Allah, menulis daftar beberapa tokoh dalam Alkitab, sebagai berikut :
         – MUSA si pembunuh.
         – YAKUB menipu Esau atas dorongan ibu mereka sendiri, Ribka.
         – YUSUF senang pamer sehingga membuat murka saudara-saudaranya.
         – TAMAR berpura-pura menjadi wanita penghibur dengan harapan dapat memaksa Yehuda menepati janjinya.
         – RAHAB tidak berpura-pura menjadi wanita penghibur. Ia memang salah satu wanita seperti itu di lokalisasi Yerikho.
         – SIMSON yang terjerumus dalam dosa.
         – RAJA DAUD pembunuh raksasa yang tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya, dan memiliki banyak istri.
         – Anaknya, SALOMO, mempunyai banyak istri dan kekayaan.
         – THOMAS yang meragukan Tuhan
Max Lucado melanjutkan tulisannya, dengan pertanyaan yang dijawabnya sendiri, yang tentu akan membuat dahi kita mengernyit :
“Siapakah orang-orang ini -orang-orang yang karakternya dapat dipertanyakan? Kita. Itulah jati diri mereka.”
Saya tutup tulisan saya dengan kalimat yang saya dapatkan dari seorang teman asal Semarang yang sekarang menjadi pemberita kabar baik di Amerika :
“Tuhan tidak memilih orang yang sempurna, tetapi Dia akan menyempurnakan orang yang dipilihNya.”
So, baik atau tidak baik waktunya, mari tetap beritakan kabar baik.
Tuhan memberkati.
Amin.
dalam anugerahNya (zona tidak nyaman)

Zona Nyaman



Zona nyaman, secara singkat dapat diartikan sebagai kondisi nyaman, aman, nikmat, sehingga membuat orang tidak mau beranjak dari kondisi tersebut. Di jaman para motivator bermunculan sekarang ini, zona nyaman sepertinya dijadikan sebagai musuh bersama. Kita sering mendengar, kalau mau sukses, harus berani keluar dari zona nyaman. Kalau mau berhasil, tinggalkan zona nyaman. Kalau mau ada peningkatan taraf hidup, jangan terbuai dengan zona nyaman. Singkatnya, zona nyaman adalah penghambat kemajuan.
Mengapa zona nyaman dianggap sebagai penghambat kemajuan? Mungkin, karena orang yang sudah berada di dalam zona nyaman biasanya tidak lagi kreatif, tidak lagi memikirkan terobosan-terobosan baru untuk hasil yang lebih baik. Orang yang sudah terjebak di dalam zona nyaman biasanya juga takut pada perubahan. Takut pada ketidakpastian. Karena sudah nyaman.
Setiap orang merindukan hidup yang nyaman. Nyaman karena sudah punya penghasilan yang tetap (dan besar), nyaman karena sudah punya rumah, nyaman karena semua baik-baik dan sehat-sehat saja, nyaman karena mempunyai deposito yang besar di bank, nyaman karena sudah punya posisi yang bagus. Nyaman, nyaman, nyaman dan nyaman. Tanpa pernah menyadari, zona nyaman pun menyimpan potensi ancaman.
Setiap orang ingin hidup nyaman, tetapi akan menjadi berbahaya kalau kita terjebak di dalam zona nyaman. Bahaya jebakan zona nyaman ada banyak, tetapi menurut saya, ada dua hal yang paling membahayakan.
Yang pertama adalah, zona nyaman sering kali membuat kita tidak lagi rindu mengenal kebenaran. Dengan kata lain, zona nyaman mengikis dan bahkan menghilangkan kerinduan kita untuk belajar kebenaran, tidak lagi rindu mengenal Tuhan lebih dalam. Zona nyaman seringkali membuat kita mengibaskan debu pada kitab suci seminggu sekali, karena selama seminggu tidak pernah kita buka. Zona nyaman, bisa saja membunuh kerinduan dan kesukaan kita akan hal-hal rohani. Dan yang paling tragis, akhirnya membunuh kerinduan untuk bersekutu dengan Tuhan kita.
Yang kedua, zona nyaman bisa membuat kita tidak lagi rindu mengabarkan kabar baik. Tidak lagi rindu melihat jiwa-jiwa diselamatkan. Mungkin kita berpikir semua nyaman, semua baik-baik saja, mengapa kita harus repot-repot memikirkan keselamatan jiwa orang lain? Bukankah itu tanggung jawab mereka masing-masing? Seringkali zona nyaman juga membuat kita takut disalahmengerti orang lain. Kerinduan memberitakan kabar baik adalah efek langsung dari orang yang sudah mendapat anugerah keselamatan. Jangan sampai zona nyaman menghilangkan kerinduan kita untuk mengabarkan berita keselamatan.
Sebenarnya Tuhan juga menjanjikan zona nyaman, ketika Dia berfirman,”Marilah kepadaKu semua yang letih, lesu, dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadaMu.”
Tapi percayalah, zona nyaman ini akan membuat kita semakin rindu untuk mengenalNya dan memberitakan kabar keselamatan.
Dalam anugerahNya (zona nyaman)

Senin, 10 Oktober 2011

Pengurapan Tuhan bagi gerejaNya

 
Sebagai orang percaya, kita tidak perlu takut jika kita senantiasa menjaga urapan Allah atas hidup kita. Kita bisa mengalahkan setiap raksasa di garis musuh yang menghadang kita. Hari ini dunia adalah musuh dari orang-orang yang mengasihi Yesus. Ia tidak tahu apa-apa tentang pengurapan Tuhan. Seperti Goliat dari Gat di tanah Filistin dengan baju besi atau baja, demikianlah Dunia membungkus dirinya dengan kekuatan ini. Helm nya dengan pengetahuan akal pikirannya, tombak nya dengan pengajaran sesat agama ciptaan manusia, sedangkan pedangnya dengan berbagai bentuk alasan, dan akhirnya perisainya adalah perisai ketidak pedulian yaitu kasih yang pura-pura atau dingin.
Tapi ditempat lain ditanah Israel dimana ada orang-orang yang percaya, hari itu Tuhan mengurapi Daud, diurapi-Nya hambaNya itu dengan perlengkapan senjata Surgawi yaitu kuasa RohNya. Dan pengurapanNya yang sama sedang dicurahkan kepada setiap orang percaya dihari-hari ini, tidak satu, tetapi Jutaan. Haleluya…Pekerjaan kita adalah untuk memberitakan Injil, ingat, Injil ada Injil yang sama sekali tidak berguna jika tidak diberitakan. Dia hanyalah sebuah buku biasa yang sama dengan buku-buku lain yang sebentar akan berdebu dan dibuang. Tetapi injil yang kita miliki adalah buku yang berkuasa, yang sanggup meruntuhkan benteng-benteng musuh. Sekali lagi saya katakan injil tanpa diberitakan, bahwa itu bukanlah injil…! Dan taruhlah didalam hati kita bahwa kita diurapi untuk itu.
Ketika Samuel mengurapi Daud bukanlah untuk tujuan kosmetik, seperti yang dirindukan oleh orang-orang percaya dihari-hari ini. Kita mengejar pengurapan tapi tidak tahu apa tujuan Tuhan mengurapi kita?. atau apakah tujuan Samuel buat Daud agar memberinya pengalaman yang menyenangkan, seperti yang kita dapatkan dan kita berkata: aku dapat bahasa Roh, aku dijamah Roh Kudus….Tidak, Tuhan tidak bertujuan itu buat kita!
Ini adalah untuk tugas pelayanan pemberitaan InjilNya keseluruh Dunia…Kita menerima pengurapan Roh Kudus bukan untuk kesenangan atau untuk menambahkan pesona kita akan lawatanNya. Tapi melalui hal ini Tuhan mau kita bertindak menghancurkan raksasa-raksasa digaris musuh agar injilNya diberitakan.
Selama 1500 tahun, Gereja mendorong Roh Kudus ke samping. sehingga sedikit sekali pemahaman akan pekerjaan Roh Kudus. Mereka hanya berbicara tentang anugerah Roh Kudus tetapi menolak perkerjaanNya. Dan bila kita berbicara pekerjaanNya..kita tidak dapat pisahkan kuasa pengurapanNya..
Tetapi terpujilah Tuhan, pada abad ke-20 ia menunjukkan diriNya kepada orang-orang beriman bapak-bapak atau orang tua rohani kita di mana-mana. Dan hari ini, mari kita menghargai Roh Allah dengan bertekun, berdoa, merendahkan diri. Kita mencari WajahNya agar urapan-Nya dicurahkan buat kita dihari-hari yang sedang berakhir ini. Bukankah kuasa urapanNya yang akan menyingkirkan kita di padang gurun sebelum penguasa dunia ini yaitu antikristus akan berkuasa?
Roh Kudus itulah kekuatan kita, dan Dia, ia telah lama ada, sebelum dunia ini dijadikan, Dialah yang awal dan akhir, Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan.
Oh Haleluya saya percaya,…Roh Kudus tidak diberikan hanya untuk membantu kita fasih berkhotbah. Roh Kudus tidak hanya diberikan agar kita dapat berkata saya sudah lahir baru…tetapi Roh Kudus menaruh api dalam hati manusia yaitu orang percaya..! Api yang membakar hati kita untuk berkobar-kobar memberitakan injilNya, api yang membakar dosa-dosa yang tersembunyi, api yang membakar kasih yang dingin,,Haleluya. Seperti Nabi Jeremia berkata…” Tetapi apabila aku berpikir: “Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya”, maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti API yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup.
Dan Rasul Yohanes berkata:. “Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan Api”!.
Dan akhirnya Yesus berkata”Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala! !
Ya…bersiaplah gerejaNya…
“Allah sedang mempersiapkan hamba-hambaNya untuk masa Penuaian, seperti yang belum pernah dilihat oleh Dunia ini.”
Amin
In His Name,
O.H

Pdt.Samuel Lassa: Terobosan Di Pintu Gerbang Misi Penginjilan.

Saulus, mantan anggota mashab Farisi yang terkenal sangat keras menentang ajaran Yesus. Ia menulis bahwa “Injil adalah kuasa Allah”, (Roma 1:16 – TL). Keyakinan dalam tulisannya dilatar-belakangi inspirasi Ilahi dan kuasa panggilanNya yang menakjubkan. Ia diproses habis – habisan dalam perjalanan menuju Damsyik untuk menumpas ajaran Yesus atas rekomendasi Imam Besar (Kis.9:1-18). Kuasa itulah yang mengubah seluruh pandangannya. Kuasa-Nya menghasilkan energi “supranatural”. Mengapa Saulus bisa berubah menjadi Paulus? Mengapa hati yang keras bisa menjadi lembut? Mengapa pintu hatinya yang keras dapat diterobosi dan kemudian ia sendiri membuat terobosan di pintu penginjilan dan misi? Bagaimana menggerakkan kuasa Allah hingga dapat bermanifestasi dalam suatu terobosan? Jika kita merenungkan pertobatan Paulus yang penuh dengan kejutan supranatural, dan perjumpaannya dengan Yesus, maka kita harus mengingat seorang pemberita Injil yang bernama Stefanus. Dialah yang melakukan terobosan di pintu hati Paulus. Walau kelihatannya justru Saulus merekomendir penganiayaan dan kematian Stefanus sebagai syahid Kristen. Namun percakapan Yesus dengan Saulus dalam penglihatannya di jalan menuju Damsyik, mengungkap tabir kesaksian. Hati Paulus menjadi luluh lantah diterobos kuasa perkataan Allah. Ia disadarkan bahwa Saulus telah menganiaya Tuhan yang hidup dalam hati Stefanus. Jadi untuk menjawab beberapa pertanyaan di atas, saya mengajak kita menelusuri sikap hati misi seorang Stefanus, (Kis.7:54-60):
1.Penuh Dengan Roh Kudus, (ayat 55).
“Tetapi Stefanus yang penuh dengan Roh Kudus…”
Saya yakin Stefanus begitu terbakar dengan kalimat terakhir Yesus Kristus di bukit Zaitun menjelang detik – detik terangkat-Nya ke Sorga. Yesus berkata: “Tetapi kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atasmu”, Kis.1:8. Secara terminology kata kuasa (dunamis) memiliki arti yang sangat luas dan dapat dijabarkan dari beberapa kata, sebagai berikut: 1).Kata “dinamo” sangat berarti pada system pembangkit tenaga listrik. Dinamo adalah perangkat system ini yang dapat menghasilkan “terang”. 2).“Dinamit” adalah benda yang dapat “menghancurkan gunung”. Benda ini sangat dibutuhkan pada proyek pembuatan jalan hingga jalan dapat menjadi “rata”. 3).Kata “dinamika / dinamis” sering kita jumpai pada ilmu kepemimpinan dan tatanan sosial yang memiliki pengertian “bergerak maju” atau “tidak statis”. 4).Tanda “dinamik” digunakan dalam seni musik untuk improvisasi musik.
Saulus seorang yang sangat taat pada agama dan mashabnya yang sangat keras, tetapi sangat tidak manusiawi (kriminal) karena ia terlibat pada kasus pembunuhan Stefanus. Hatinya gelap gulita. Hatinya keras seperti gunung batu. Ia tidak mampu mencerna dinamika pengajaran Kristus. Improvisasi kehidupan yang ia mainkan adalah nyanyian penganiayaan yang berujung kematian sadis. Tapi dinamo yang dimiliki Stefanus benar – benar berputar menerbitkan terang di hati Saulus dalam perjalanan menuju Damsyik. Dinamit seorang Stefanus meluluh-lantahkan hatinya menjadi rata. Terang itulah yang dinyalakan Paulus, kuasa itulah yang dimpartasikan setelah ia bertobat dan melakukan misi penginjilan mulai dari Antiokia sampai ke Roma. Ia menghasilkan petobat baru dan jemaat yang baru karena dinamika pengajaran Kristus telah ditransformasi dalam dirinya. Ia memainkan tanda dinamik ilahi sewaktu di dalam penjara Filipi. Ia telah mengalami sukacita walaupun penghinaan dan nista dihadapinya. Roh Kudus telah mengambil alih semua peran itu sehingga mengaktifkan dunamis. Terobosan misi pekabaran Injil harus dimulai dengan peranan Roh Kudus.
2.Fokus Pada Visi Yang Allah Singkapkan, (ayat 55).
“…menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.”
Hanya beberapa penggal kalimat saja pada naskah tersebut sehingga agak sulit menjabarkan poin ini. Namun kita dapat meneropong ke belakang mengenai permulaan pelayanan Stefanus. Namanya tertera sebagai urutan pertama yang ditulis Lukas pada pemilihan ke tujuh diaken. Hal yang perlu kita cermati adalah kalimat: “…Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus,…” (Kis.6:5). Kemudian pada masa pelayanannya Ia dikenal sebagai seorang yang penuh dengan karunia dan kuasa serta mengadakan mujizat dan tanda – tanda di antara orang banyak, (Kis.6:8). Dari keterangan tersebut kita dapat memastikan bahwa Ia adalah seorang pemberita Injil yang selalu fokus pada visi yang Allah singkapkan. Visi adalah sebuah impian spiritual yang Allah singkapkan untuk menatap masa depan yang akan kita lalui. Ia lebih kuat dari sebuah prediksi yang dibangun oleh logika. Tentu saja impian spiritual ini dimulai dari seorang yang penuh dengan Roh Kudus. Timbul sebuah pertanyaan: Mengapa Stefanus dan juga Paulus begitu gigih mempertahankan kebenaran Injil yang mereka beritakan? Jawabannya adalah karena mereka selalu fokus pada visi yang Allah taruh dalam spirit mereka. Kita harus fokus pada apa yang Allah singkapkan untuk melakukan suatu terobosan.
3.Presentasikan Visi anda, (ayat 56).
“Lalu katanya: “Sungguh aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia beridiri di sebelah kanan Allah.”
Stefanus diijinkan oleh Tuhan melihat penglihatan seperti yang disaksikan oleh Daud leluhur mereka. Yang paling menarik di sini adalah Lukas, seorang penulis dan peneliti merasa perlu untuk mengutip kembali apa yang telah dikatakan oleh Stefanus. Kutipan ini mengandung pesan bahwa visi sorgawi yang pernah dilihat raja Daud harus dipresentasikan dari generasi ke generasi. Demikian juga dengan Paulus. Terobosan misi penginjilan akan selalu hidup jika visi yang Tuhan taruh pada kita dibagikan kepada orang lain. Dengan demikian visi anda akan bermultiplikasi dari waktu ke waktu dan dari generasi ke generasi.
4.Berdoa Dengan Kata – kata Yang Positif Walau di Tengah Kesulitan dan Tekanan, (ayat 59 – 60).
“Sedang mereka melemparinya, Stefanus berdoa, katanya:” Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!”…
Begitu banyaknya para pelayan Injil yang mengalami kegagalan ketika tiba pada tingkat ini. Sikap doa Stefanus merupakan tindakan iman untuk menguburkan keinginan duniawi yang penuh dengan tuntutan kedagingan. Apabila kita telah melewati fase ini, berarti kita sudah hampir mencapai garis finish dimana kita menerobos masuk pintu gerbang sukses dalam misi penginjilan. Doa yang positif akan mendatangkan kuasa yang dahsyat, (Yak.5:16b). Doa yang positif adalah doa yang di dalamnya terkandung kebenaran. Doa yang di dalamnya terkandung kebenaran pasti pendoanya adalah orang yang sudah dibenarkan. Orang yang sudah dibenarkan pasti memahami prinsip salib Kristus. Salib Kristus adalah puncak pembuktian dari sebuah kebenaran. Pilatus pernah bertanya kepada Yesus: “Apakah kebenaran itu?” (Yoh.18.38a). Kita mendapatkan jawabannya melalui 3 (tiga) penyingkapan rahasia ini dalam Alkitab: 1). Firman Tuhan adalah kebenaran (Yoh.17:17), 2).Yesus adalah kebenaran (Yoh.14:6), 3).Roh Kudus adalah kebenaran (1 Yoh.5:6). Ketiga prinsip kebenaran ini harus selalu melekat pada hati dan mulut seorang pendoa. Doa kita harus selalu berdasar pada Firman, Yesus dan Roh Kudus. Sengsara selalu membawa nikmat pada doa orang benar. Atmosfir ini hanya bisa terjadi kepada pendoa yang yang tidak pernah mengeluh dengan situasi apapun juga. Masuklah pada atmosfir kebenaran Ilahi, maka doa kita akan selalu penuh kuasa dalam sebuah terobosan Injil.
5.Memiliki Hati Seperti Hati Yesus, (ayat 60).
“Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!”…
Stefanus telah mencapai sikap hati seperti yang dimiliki oleh Yesus. Tingkat ini dapat saya katakan “Finishing Well atau Happy Ending” with the Holy Spirit. Terobosan misi penginjilan akan selalu berakhir dengan kegagalan apabila tidak dapat diselesaikan dengan baik. Memasuki atmosfir ini adalah tingkat yang tertinggi dimana kita harus memiliki hati seperti hati Yesus. Tuhan Yesus pernah membagikan hatinya ketika mulai mengajarkan doa kepada murid – murid-Nya, (Mat.6:5-15). Hati Yesus penuh dengan pengampunan dan belas kasihan, walaupun orang yang memusuhinya sekalipun. Ajaran yang agung mulia ini telah dibuktikannya di salib, (Luk.23:34). Sangat mirip dengan apa yang dikatakan Stefanus pada insiden penganiayaannya. Atmosfir hati Yesus dapat kita alami ketika merenungkan tulisan rasul Paulus dalam Fil.2:6-11. Untuk masuk pada ruangan pembelajaran ini, kita harus melalui proses pencucian pikiran dan perasaan manusiawi yang terbatas. Kemudian kita harus melakukan proses isi ulang dengan pikiran dan perasaan Yesus yang tidak terbatas. Kita benar – benar sudah memasuki suatu dimensi baru dimana dimensi ini akan menggantikan karakter manusiawi menjadi karakter Ilahi. Intinya adalah cara ini merupakan proses mengaktifkan kuasa Allah sampai pada penaklukkan segala sesuatu yang ada di langit, di atas bumi dan di bawah bumi, (ayat 10). Akhirnya atas kuasa terobosan inilah setiap lidah harus mengakui bahwa “Yesus Kristus adalah Tuhan” bagi kemuliaan Allah, Bapa!. Dalam proses pembelajaran menuju kodrat Ilahi ini, kita harus melalui beberapa fase, sebagai berikut: 1).Tidak menganggap setara, walaupun punya hak untuk mempertahankannya (ayat 6), 2).Pengosongan diri (ayat 7), 3).masuk pada level kedudukan yang terendah (ayat 7), 3).Siap mengalami hidup sebagai orang yang lemah dan terbatas, (ayat 7). 4).Dalam keadaan tersebut harus konsisten dengan ketaatan sampai langkah terakhir, (ayat 8), 5).Bahkan ketaatan itu sampai pada tempat yang disebut ketidak-adilan atas kita, (ayat 8). Penjelasan pada ayat 9 – 11 merupakan terobosan yang dahsyat untuk mengemban Amanat Agung Yesus Kristus.
Injil sampai ke benua Eropa karena terobosan yang dahsyat. Rasul Paulus telah melakukan banyak terobosan dalam misi penginjilan. Ia telah menerima tongkat estafet “ mandat Allah” dari seorang yang penuh Roh Kudus yang bernama Stefanus. Yesus Kristus telah menyempurnakan semua impian ini di kayu salib. Kita semua adalah generasi penerus yang akan mebawa tongkat estafet dari mandat Allah. Dan tidak hanya sampai pada generasi kita, tongkat itu harus diserahkan untuk dilanjutkan pada generasi berikutnya sampai maranatha. Adalah lebih baik jika kita tidak menunda semua impian ini. Marilah kita bergerak maju pada panggilan yang mulia ini untuk melakukan terobosan Ilahi. Masuklah pada panggilan Allah sesuai dengan kadar panggilan yang Tuhan titipkan pada kita, generasi kita dan generasi selanjutnya. Ladang yang sementara kita tuai sangat sangat luas sedangkan pekerja sedikit. Yesus telah meberikan suatu gambaran bahwa untuk memaksimalkan pekerjaan dari ketidakseimbangan antara pekerja dan ladang tuaian melalui maksimalitas kerja. Kita adalah pekerjanya Tuhan dalam suatu Perusahaan Kayu Salib. Tuhan ingin agar kita harus meinvestasikan tenaga pikiran, material dan dana untuk terobosan ini. Investasikan dan kembangkan talenta anda untuk suatu terobosan bagi ekspansi kerajaan Allah. Salam Terobosan! (*Samuel Lassa).

TETAP PANAS, MENDIDIH…


 
Ayat Pokok: Roma 12:11 – bagian 9
Oleh: Pdt. A.H. Mandey

Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Puji Tuhan! Itulah yang Tuhan kehendaki dari setiap saudara dan saya.
Kita telah belajar, bahwa kata “menyala-nyala” itu seperti suara air yang mendidih [= to bubble]. Air mendidih disebabkan api yang memanaskan. Kalau hati dipenuhi/dipanaskan dengan Roh Kudus, maka seperti api yang membakar, roh akan menyala-nyala, dan dari mulut akan keluar ‘suara’: pujian, ucapan syukur, kesaksian!
Roh Allah dalam kita, membuat saudara dan saya takkan bisa tinggal diam. Kita akan giat, lebih giat, bahkan semakin giat melayani Tuhan. Haleluya! Dan setelah segala sesuatunya berakhir, ada upah yang menanti: masuk dalam kebahagiaan Tuhan kita dalam surga yang kekal.
Hal Tersembunyi Ialah Bagi Allah
“Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya…” – Ulangan 29:29. Perkara-perkara yang tersembunyi ialah bagi Allah – hanya Dia yang tahu. Tetapi hal-hal yang tadinya tersembunyi lalu dibukakan/dinyatakan – itulah bagi kita dan anak cucu kita.
Ada banyak rahasia yang telah dibukakan Tuhan melalui Daniel. Namun banyak pula yang harus disimpan dan disembunyikan Daniel, sampai akhir zaman – Daniel 12:4 [Open in Logos Bible Software (if available)] .
Kita sekarang hidup di akhir zaman. “Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir” – 1 Yohanes 2:18.
Sekitar tahun 98, Tuhan pun membukakan sebagian rahasia yang tertutup itu kepada rasul Yohanes yang tengah dibuang di Pulau Patmos.
Jemaat Laodikia – Wahyu 3:14-19
Tujuh surat yang dituliskan kepada tujuh jemaat: Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia, dan Laodikia merupakan gambaran perjalanan gereja di akhir zaman. Jadi, surat terakhir yang ditujukan kepada jemaat Laodikia merupakan gambaran tentang keadaan jemaat Tuhan yang hidup di akhir dari akhir zaman.
Perhatikan apa yang ditulis tentang jemaat Laodikia dan bandingkan dengan keadaan gereja saat ini: “Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!”
Awalnya mereka panas, tapi seiring dengan berjalannya waktu, kerajinan menjadi kendor, tidak lagi mendidih, roh tidak lagi menyala-nyala, sehingga akhirnya menjadi suam-suam kuku – tidak panas, tidak pula dingin! Mereka masih orang Kristen, sebab masih tetap rajin beribadah, namun tanpa disadari, telah menjadi suam – tidak lagi berapi-api.
Mereka mengaku: “Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa.” Persis seperti keadaan gereja dewasa ini: berkelimpahan; kaya secara jasmani. Namun mereka tidak tahu dan tidak menyadari kalau mereka sudah mundur, suam.
Tuhan kemudian menggambarkan keadaan mereka yang sesungguhnya: “engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang!”
Apa yang akan terjadi dengan jemaat macam ini, jika tidak bertobat? “Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” Peringatan yang amat keras bagi saudara dan saya, jemaat akhir zaman!
Oleh sebab itu, sebelum terlambat, ada tiga hal yang harus segera kita miliki:
1. Emas yang telah dimurnikan dalam api ~> emas murni yang telah dibersihkan
oleh api Roh Kudus;
2. Pakaian putih = kesucian; dan
3. Minyak pelumas mata ~> minyak Roh Kudus yang bisa mencelikkan agar kita
bisa melihat dengan jelas!
Jangan Sampai Tertinggal…
Nubuat tentang gereja Tuhan yang akan mengalami kelimpahan luarbiasa; dan tentang keturunan Ismail di akhir zaman – Yesaya 60:1-7 – “… Pada waktu itu engkau akan heran melihat dan berseri-seri, engkau akan tercengang dan akan berbesar hati, sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu, dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu. Sejumlah besar unta akan menutupi daerahmu… Mereka semua akan datang… membawa emas dan kemenyan, serta memberitakan perbuatan masyhur TUHAN. Segala kambing domba Kedar akan berhimpun kepadamu, domba-domba jantan Nebayot akan tersedia untuk ibadahmu; semuanya akan dipersembahkan di atas mezbah-Ku sebagai korban yang berkenan kepada-Ku …”
Bagaimana? Hendak panaskah saudara? Dinginkah? Atau suam? Pilihan ada di tangan saudara dan saya! Tuhan melalui FirmanNya telah memberi peringatan. “Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!”
Jadilah bijak! Tentukan pilihanmu sekarang! Tetapi jangan salah pilih! Pilihlah yang terbaik: tetap panas dan mendidih; jangan kendor, jangan mundur!
Sekali Yesus, Tetap Yesus! Tuhan Yesus memberkati!

Rabu, 05 Oktober 2011

PENGHALANG ANAK TUHAN MENGENAL TUJUAN ILAHI

Saudara, sebelum bumi diciptakan telah terjadi perseteruan antara Tuhan dengan iblis. Diawali dengan kejatuhan Bintang ALLAH yaitu yang bernama Lucifer. Ia tidak rela kemuliaannya direbut dan menundukkan diri kepada penciptanya. Alkitab mencatat bahwa Lucifer(bintang timur/putra fajar), sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi. Saudara, saya percaya Tuhan punya tujuan Ilahi atas setiap kita, tetapi Iblis juga tidak rela. Ini pertempuran yang sudah terjadi ribuan tahun lamanya dan selalu berulang sampai masa sekarang. Tuhan rindu akan datangnya sebuah masa dimana kita mempunyai punya kesadaran akan Tuhan, kesadaran bahwa kita hidup di bumi dengan sebuah tujuan dan kerinduan Tuhan. Tetapi iblis berusaha untuk menawarkan hal-hal kelihatannya jauh lebih menarik daripada kerinduan Tuhan, yaitu keindahan dunia, kenikmatan dunia dan cinta dunia
Tapi hari ini saya akan ajarkan kepada saudara untuk mengerti dan bisa membedakan, mana yang merupakan kehendak Allah, kehendak diri sendiri, atau mana yang merupakan kehendak daripada roh jahat. Saudara, di dalam pelayanan saya pada waktu kuliah, pelayanan saya berkisar pada mendoakan orang-orang supaya yang tadinya mengalami gangguan roh jahat menjadi sembuh. Tetapi di dalam pelayanan saya, saya juga pernah mendoakan seseorang yang saya kira mengalami gangguan roh jahat, saya sudah doakan dan sudah mengusir roh jahat didalam Nama Yesus, sampai mungkin mulut saya berbusa-busa. Tetapi orang itu tetap mengalami seperti gangguan roh jahat.
Saudara, didalam pelayanan saya, saya menemukan 3 hal mengapa seseorang manusia itu bisa lepas kontrol daripada tujuan Ilahi untuk membentuk manusia menjadi pribadi yang indah, pribadi yang sempurna dan menyenangkan Tuhan sehingga menyebabkan manusia memiliki ketidakmampuan untuk mendengar suara Tuhan atau ketidakmampuan untuk mengenal tujuan Tuhan, yaitu :
1. Gangguan roh jahat
“Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapih teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini."
(Matius 12:43-45)
Saudara, manusia terdiri dari susunan kromosom dan sususan gen. Ternyata didalam sebuah penelitian kuasa kegelapan bisa mengubah susunan kromosom walaupun tidak mengurangi jumlahnya. Saya pernah menemui didalam pelayanan saya, orang-orang yang dirasuk roh jahat bisa memberi dampak kepada orang lain untuk menggunakan benda-benda yang sama, baju yang sama, kesukaan yang sama. Roh jahat selalu mengambil wadah atau pijakan untuk bisa memanifestasi. Roh jahat adalah roh pengikat, seringkali dalam pelayanan saya, roh jahat punya kuasa pengikat tingkat tinggi.

2. Gangguan kejiwaan.
Saudara untuk melayani orang-orang yang mengalami gangguan kejiwaan tidak bisa hanya didoakan saja. Ini perlu kesabaran dengan pembimbingan khusus supaya orang tersebut sembuh dari sakit jiwanya. Tidak sama seperti mengusir roh jahat, perlu orang-orang yang setia membimbing mereka supaya sembuh dari sakit jiwanya.
3. Gangguan roh jahat dan juga gangguan kejiwaan.
Saudara, hal ini terjadi jika seseorang diganggu roh jahat dan juga ternyata dia mengalami gangguan kejiwaan. Selain roh jahatnya di usir dalam Nama Yesus, juga harus dilakukan pembimbingan secara terus-menerus supaya jiwanya yang sakit bisa disembuhkan.
Lalu bagaimana cara kita membedakan ketiga hal diatas? Saudara, tolak ukurnya bila gangguan roh jahat, kita usir dalam Nama Yesus pasti roh jahatnya lari. Karena iblis takut dengan Nama Yesus dari Nazaret. Orang--orang yang dirasuk roh jahat berbeda dari kebanyakan orang pada umumnya. Mereka memiliki kesukaaan dan kebiasaan yang unik. Misal roh percabulan, akan selalu jatuh bangun dan sifatnya sangat ekstrim, tidak bisa jika tidak melakukan dan cenderung bertambah tingkat terikatnya. Dan ciri-ciri berikutnya adalah ketidakmampuan seseorang untuk melepaskan sesuatu untuk pergi. Contoh jika ada seorang yang cinta Tuhan, tapi masih jatuh bangun dalam dosa, biasanya ia dirasuk roh jahat.  Ciri khas gangguan roh jahat mempunyai banyak wajah , berubah-ubah karena sifat roh jahat memiliki seribu wajah (tipudaya roh jahat). Tapi berbeda bila seseorang mengalami gangguan kejiwaan, harus dengan pelayanan demi pelayanan, dengan kasih dan kesabaran.  Didoakan berulang-ulang dan dikonseling berulang-ulang. Gangguan kejiwaan sifatnya sangat komplek, bisa karena dari masa lalu terluka, misal cowok yang sangat lembut biasanya Ibunya lebih dominan dari Ayahnya. Saudara, roh jahat tidak mungkin berkuasa atas diri kita jika ada Yesus didalam hati kita. Mengapa banyak orang Kristen walau sudah ke gereja, ikut kkr, pelayanan tapi masih dirasuk iblis? Kemungkinan besar karena ia belum menerima Yesus secara pribadi dan mempersilahkan Tuhan Yesus sebagai penguasa tunggal dihidupnya.
Saudara, kita harus berhati-hati dan selalu berjaga-jaga dengan berdoa dan baca Firman, memiliki komunitas yang benar, dan yang paling penting kita menerima Tuhan Yesus secara pribadi supaya kita tidak mudah diganggu roh jahat. Percayalah Tuhan punya rencana indah buat setiap kita. Mari saudara jangan biarkan dunia ini membutakan mata kita, karena Tuhan sudah menyediakan kemuliaan yang jauh lebih indah dari keindahan dunia yang sifatnya hanya sesaat dan fana. Mari saudara kita sungguh-sungguh belajar mengenal Tujuan Tuhan dalam hidup kita. AMIN !!!

Selasa, 04 Oktober 2011

PERTOBATAN, KEBANGUNAN ROHANI, DAN PENGHUKUMAN KEKAL (CONVERSION, REVIVAL, AND ETERNAL RETRIBUTION)

Oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
Diterjemahkan oleh Dr. Eddy Purwanto

“Sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi” (Matius 8:12).

Tema tentang Neraka jarang sekali dikhotbahkan dari mimbar-mimbar kita hari ini. Bahkan dimana itu dipercaya, bahwa itu jarang menjadi subyek dari keseluruhan khotbah. Minggu malam yang lalu saya menyampaikan sebuah khotbah yang berjudul “Khotbah pada Zaman Penyesatan!” Di sana hanya ada dua penekanan singkat tentang Neraka dalam khotbah itu. Namun seorang pengunjung gereja kita berkata kepada saya setelah kebaktian bahwa itu adalah “Khotbah tentang api dan penghukuman Neraka.” Saya kira yang ia maksudkan adalah bahwa itu adalah khotbah yang serius, karena di sana hanya ada sedikit penekanan tentang Neraka. Saya takut bahwa di zaman kita ini banyak khotbah yang menyatakan bahwa Anda terhilang tanpa Kristus akan disebut sebagai khotbah tentang “Api dan penghukuman Neraka.”
Jadi jarang sekali tema tentang Neraka dikhotbah di mimbar-mimbar pada zaman kita ini yang memberikan peringatan tentang penghukuman kekal dalam khotbah yang segera disebut dengan “khotbah tentang api dan belerang Neraka.” Ini membuat mudah bagi orang berdosa yang belum bertobat untuk mengurangi atau men-discount pentingnya subyek yang sangat mengerikan itu. Namun Neraka tidak harus di-discount, diremehkan atau diabaikan. Ini harus secara terus menerus menjadi tema penginjilan yang sejati. Jika kita mengikuti contoh dari para pengkhotbah evangelical di masa lalu, dan jika kita mentaati Kitab Suci itu sendiri, tema tentang Neraka harus disampaikan dengan urgensi dan kuat dalam khotbah kita. Iain H. Murray menekankan itu dalam pengantar bukunya yang berjudul The Old Evangelicalism: Old Truths for a New Awakening (The Banner of Truth Trust, 2005) bahwa William Booth, pendiri dari Bala Keselamatan, ketika ditanya oleh pewawancara pada tahun 1901 tentang apa bahaya utama yang akan terjadi pada abad 20 ini. Ia menjawab bahwa salah satunya itu adalah khotbah tentang “Sorga tanpa Neraka” (Murray, ibid., hal. xi).
Nampak bagi saya bahwa “prediksi” dari Booth benar-benar telah tergenapi. Banyak hamba Tuhan yang melayani berbagai pelayanan penguburan bagi orang-orang yang tidak pernah pergi ke gereja, atas permintaan keluarga yang ingin agar orang-orang yang terkasih yang telah meninggal itu, walaupun ia dalam hidupnya jarang masuk gereja, diberikan pelayanan penguburan sepenuhnya secara Kristen, dengan pendeta membuat pernyataan tentang “kebaikan-kebaikan” dari hidup mereka, dan mengatakan bahwa orang yang mati tanpa Kristus ini tanpa diragukan lagi sedang berjalan menuju Sorga, dari pada menjelaskan kebenaran: bahwa tidak perlu diragukan lagi bahwa mereka ada “dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi” (Matius 8:12). Namun jika pengkhotbah itu menguraikan kata-kata Kristus ini secara rinci, ia akan segera mendapati bahwa tak seorangpun mau mendengarkan dia. Di sana Anda memiliki satu contoh tentang bagaimana “prediksi” dari Booth ini telah digenapi di mimbar-mimbar modern. “Sorga tanpa Neraka” hampir menjadi tema khotbah modern secara universal.
Bagaimana dengan persekutuan-persekutuan dan kebaktian-kebaktian kaum muda, dan kebaktian penginjilan? Lagi, “prediksi” Booth benar. “Sorga tanpa Neraka” hampir selalu menjadi tema dari pertemuan-pertemuan atau kebaktian kaum muda hari ini.
Dan dalam khotbah-khotbah di gereja-gereja hari ini tema tentang Neraka biasanya juga dihindari. “Sorga tanpa Neraka” hampir selalu menjadi tema sentral khotbah penginjilan “modern.”
Kembali ke tahun 1911 Dr. R. A. Torrey berkata bahwa tidak ada doktrin Alkitab
“…yang secara luas lebih banyak dipertanyakan pada zaman ini dari pada yang berhubungan dengan tujuan akhir di masa depan dari orang-orang yang menolak Yesus Kristus dalam hidup yang dihidupinya sekarang ini. Bahkan dalam [gereja-gereja konservatif] ada pengingkaran yang terus meluas, atau paling tidak peraguan, tentang penderitaan yang terus menerus, tiada akhir, bagi orang yang belum bertobat. Di mana kalau toh tidak ada pengingkaran atau peraguan berhubungan dengan doktrin ini, paling tidak ada kesunyian berhubungan dengan doktrin ini” (R. A. Torrey, D.D., The Higher Criticism and the New Theology, Gospel Publishing House, 1911, hal. 258).
Saya berpikir ada sejumlah alasan untuk fakta bahwa ada begitu sedikit khotbah tentang Neraka, bahkan di gereja-gereja konservatif. Salah satu alasannya adalah bahwa para pengkhotbah telah melupakan bahwa khotbah penginjilan harus mulai dengan Hukum Taurat. Doktrin tentang Neraka adalah Hukum Taurat. Dan banyak pengkhotbah tidak menyadari bahwa khotbah tentang Hukum Taurat harus disampaikan terlebih dahulu agar orang berdosa itu menyadari kebutuhannya akan Kristus.
Dalam bukunya yang sangat mengagumkan, The Old Evangelicalism: Old Truths for a New Awakening (The Banner of Truth Trust, 2005) Iain H. Murray menuliskan salah satu pasal dengan judul “Preaching and Awakening: Facing the Main Problem in Evangelism” [“Khotbah dan Kebangunan Rohani: Masalah Utama dalam Penginjilan”]. Dalam bab itu, Murray mengutip Mary Winslow, yang berkata,
Bagaimana ini terjadi bahwa pemberitaan injil telah menjadi begitu sedikit berefek dalam karya pertobatan? Saya tidak dapat tidak untuk membuat kesimpulan ini yaitu bahwa tidak akan pernah ada lagi kebangunan rohani di negeri ini [USA] sampai hukum Taurat dikhotbahkan kembali dengan sekuat tenaga untuk menyadarkan orang berdosa yang belum bertobat, menginsafkannya akan dosa, menunjukkan kepalsuan dari tempat perlindungannya, membentangkan kepadanya keadaannya [yang secara alami] telah rusak, dan menyingkapkan konsekwensi yang luar biasa dari hidup dan mati dalam keadaan yang tidak dibaharui (Murray, ibid., hal. 2).
Dalam bab itu Murray menekankan bahwa pada zaman kebangunan rohani sejati orang-orang dibuat sadar akan dosa mereka, murka Allah dan realitas akan Neraka. Murray berkata,
Sebelum Kebangunan Rohani abad delapan belas, sebagaimana Samuel Blair, seorang pendeta dari periode itu menulis: ‘Telah dipikirkan bahwa jika ada kebutuhan hati yang tertekan melihat bahaya jiwa, dan takut akan murka Allah, itulah satu-satunya yang dibutuhkan bagi orang-orang berdosa.’ Blair meneruskan perkataannya, berhubungan dengan kesadaran akan dosa yang datang menjadi seperti depresi mental dan seperti sesuatu yang ingin dihindari. ‘Banyak orang pada umumnya… tidak mempedulikan hati dan kebodohan untuk tidak memperhatikan hal yang besar berhubungan dengan kekekalan.’ Di New England, Jonathan Edwards berbicara dengan cara yang sama tentang orang-orang yang memandang neraka sebagai ‘sesuatu yang tiada lain selain sekedar sebuah fiksi untuk menakut-nakuti jemaat.’
       Kondisi umum ini kemudian diubah dengan Kebangunan Rohani Injili. Ketika Isaac Watts dan John Guyse menulis Kata Pengantar untuk edisi pertama dari buku Jonathan Edwards yang berjudul Narrative of Surprising Conversions pada tahun 1737, mereka memperhatikan suatu transformasi… dan mengamati, “Di manapun Allah bekerja dengan kuasa untuk keselamatan atas setiap pikiran manusia, akan ada penemuan tentang perasaan sadar akan dosa, tentang bahaya murka Allah.’
       Dalam setiap kebangunan rohani semuanya sama seperti itu (Murray, ibid., hal. 3-4).
Kebangunan-Kebangunan Rohani seperti itu sekarang sudah jarang. Namun saya adalah saksi mata untuk satu yang terjadi pada tahun 1960-an yang lalu. Seorang gembala dengan kuat dan terus menerus berkhotbah tentang dosa dan Neraka. Saya sendiri, sebagai seorang hamba Tuhan yang masih muda, sering diminta untuk berkhotbah kepada anak-anak muda, dan khotbah-khotbah saya sendiri berfokus kepada penghakiman dan murka. Pada suatu acara sekolah Alkitab liburan dan acara camp gereja, dan pada berbagai kesempatan lainnya, kata-kata dari Mazmur 139:23-24 ditetapkan sebagai musik. Ayat-ayat ini dinyanyikan berulang-kali, sebagai tema lagu dari masa kebangunan rohani pada waktu itu.
“Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” (Mazmur 139:23-24).
Kebangunan rohani itu berlangsung selama beberapa bulan. Ratusan anak muda membanjiri gereja, dan banyak yang dipertobatkan. Seluruh suasana hati dari kebangunan itu berlangsung dengan sangat serius. Ada keinsafan akan dosa yang sangat mendalam, banyak yang menangis, dan doa-doa syafaat terutama ditujukan untuk orang-orang terhilang. Saya tidak akan pernah melupakan kesempatan yang spesial itu selama hidup saya. Seperti yang telah saya katakan, masa kebangunan rohani itu berlangsung atau bertahan selama berbulan-bulan.
Anda tidak dapat “menciptakan” peristiwa seperti itu. Itu tidak dapat dihasilkan oleh apapun yang dilakukan oleh manusia. Namun saya tahu dengan pengamatan pribadi saya, dan dengan bertahun-tahun membaca tentang subyek itu, bahwa kebangunan rohani seperti itu selalu datang bersama dengan khotbah yang sangat serius tentang hukum Taurat – khotbah tentang dosa, Penghakiman Terakhir bagi orang-orang yang mati tanpa keselamatan, murka Allah, dan penghukuman kekal di Neraka – dan datang bersama dengan doa-doa yang serius bagi pertobatan orang-orang terhilang. Seperti yang dikatakan oleh Iain H. Murray, “Dalam setiap kebangunan rohani semuanya sama seperti itu” (ibid., hal. 4). Saya telah menjadi saksi mata untuk pemandangan seperti ini, yang Murray kutip berhubungan dengan kebangunan rohani yang mulai di Pyongyang, Korea pada tahun 1907,
Setiap orang melupakan semua. Setiap orang bertemu muka dengan muka dengan Allah. Saya dapat mendengar suara yang sangat menakutkan dari ratusan orang yang memohon kepada Allah untuk memperoleh hidup dan rahmat. Jeritan tangis menggema di seluruh kota itu sampai para penyembah berhala yang ada berada dalam kegemparan…. Memandang sorga, memandang Yesus yang telah mereka khianati, mereka memukuli diri mereka sendiri dan menangis dengan ratapan penuh kesedihan: ‘Tuhan, Tuhan, jangan lemparkan kami untuk selama-lamanya!’ Segala sesuatu yang lain telah mereka lupakan, tidak ada lagi yang berarti bagi mereka (Murray, ibid., hal. 4-5).
Saya telah berbicara banyak kali dengan seorang pendeta Korea yang kakeknya adalah salah satu orang yang bertobat dari kehidupan yang sangat penuh dengan dosa pada masa kebangunan rohani di Pyongyang. Pendeta ini menceritakan kepada saya tentang apa yang kakeknya pernah ceritakan kepadanya tentang kebangunan rohani yang agung itu.
Saya juga pernah melihat suatu peristiwa yang terjadi di gereja Caucasian (kulit putih) dan di gereja Cina. Saya telah melihat peristiwa itu dengan mata kepala sendiri, saya tahu bahwa Allah dapat melakukan hal-hal seperti itu kembali. Namun demikian, kita harus dengan seksama, memahami bahwa kebangunan rohani yang seperti ini belum pernah terjadi di dunia berbahasa Inggris dalam tingkat yang luas sejak tahun 1949, di Pulau Lewis, daerah Skotlandia.
Selama hampir 60 tahun tidak pernah ada lagi kebangunan rohani seperti itu di dunia Barat, kecuali di beberapa gereja lokal (sungguh sangat sedikit!). Dan hal ini terjadi oleh karena “decisionisme,” ide palsu bahwa orang-orang dapat “diselamatkan” seketika dengan membuat suatu “keputusan” atau dengan cara yang lain. Mereka berkata “doa pengakuan dosa” atau “mengangkat tangan” pada suatu kebaktian dan kemudian diumumkan telah “diselamatkan.” Tidak ada ketakutan akan Allah. Tidak ada keinsafan akan dosa. Tidak ada rasa jijik di dalam dirinya berhubungan dengan keadaanya yang telah rusak total. Jadi, “kesaksian-kesaksian” modern jarang dipusatkan pada Penebusan oleh Darah Kristus Yesus. Juga, para pengkhotbah nampaknya takut untuk berbicara tentang Penghakiman Terakhir, murka Allah, dan Lautan Api, di mana itu adalah tempat bagi setiap orang yang tidak bertobat.
“…ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba. Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa…” (Wahyu 14:10-11).
Pertobatan yang benar dari seseorang mengikuti pola yang sama seperti yang terjadi pada banyak orang ketika kebangunan rohani datang. Pertobatan-pertobatan secara pribadi mengikuti bentuk yang sama yang kemudian dialami oleh banyak orang.
Jika Anda berharap dipertobatkan dengan sungguh-sungguh, Anda harus seperti orang-orang Korea pada tahun 1907, melupakan semuanya dan berdiri muka dengan muka dengan Allah, hati Anda ditembus oleh pikiran akan dosa Anda – dalam pemandangan Allah yang suci. Anda harus merasa, seperti yang mereka lakukan, “Tuhan, Tuhan, jangan lemparkan kami untuk selama-lamanya.” Tanpa keinsafan akan dosa dalam hati Anda, Anda tidak akan pernah dipertobatkan.
“Sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi” (Matius 8:12).

ALERT:MENANTANG KENYAMANAN ROHANI PANGGILAN PELAYANAN ANAK MUDA!!!

ALERT:MENANTANG KENYAMANAN ROHANI PANGGILAN PELAYANAN ANAK MUDA!!!

  • Terlalu menyedihkan kondisi sebagian besar anak-anak muda dibangsa ini sekarang, setan dengan begitu biadab menghancurkan tidak hanya moral tapi masa depan mereka. Berbagai kasus “broken home” dan pola pergaulan yang destruktif menjadi pemicu utama sehingga ana-anak muda terjerumus dalam praktek sex bebas, kumpul kebo, prostitusi, pornografi, pelecehan seksual, narkoba dan gaya hidup yang identik dengan pemberontakan. Makin maraknya kasus kehamilan di luar nikah, perceraian keluarga, kelahiran anak tanpa orang tua yang utuh semakin menambah potret suram kehancuran generasi ini. Keprihatinan kita saat mendengar kasus-kasus memilukan seperti di atas tidak akan pernah memberi jawaban jika kita hanya berpangku tangan dan sebatas mengeluh tetapi tidak berbuat sesuatu demi penyelamatan generasi yang terhilang di zaman ini.

    Orang-orang muda yang sebenarnya di nubuatkan Tuhan untuk menjadi pembawa obor kegerakan rohani hanyalah menjadi badut-badut tolol yang dipermainkan setan sehingga menjadi lelucon tontonan neraka. Bahkan komunitas yang menamakan diri “PELAYANAN ANAK MUDA KRISTEN”tidak jauh berbeda keadaannya dengan ikan hias-ikan hias dalam aquarium. Pelayanan anak muda tak jauh berbeda seperti hiasan dan pajangan dalam gereja tapi tidak mampu membawa pengaruh perubahan radikal ke dunia luar. Kita terjebak dalam bentuk-bentuk rohani sebuah pelayanan tapi kita kehilangan kualitas dan esensi dari hakikat panggilan pelayanan anak muda. Kita menjadi begitu bangga dengan segala gelar dan jabatan pelayanan padahal kita telah kehilangan fungsi dan peran utama dari panggilan pelayanan anak muda. Banyak anak muda kristen begitu bangga dan puas saat melayani di atas mimbar sebagai Worship leader, singer, pengkotbah dan pemain music bahkan pendoa syafaat tapi sebenarnya mereka adalah orang muda yang begitu egois dengan zona nyaman mereka yang diselimuti dengan penampilan rohani yang agamawi dan kaku. Gereja bagi mereka tidak bedanya seperti gudang yang hanya digunakan untuk mengumpulkan dan menyimpan orang-orang yang berjubah rohani tanpa mau melihat keluar jendela gereja terhadap orang-orang yang terlunta-lunta dalam lumpur kemaksiatan. Bahkan mungkin saat kita ditantang keluar menjangkau orang yang berlumuran lumpur dosa berbau busuk tangan kita merasa jijik untuk merangkul mereka datang kepada Tuhan. Jeritan kegelisahan hati dalam goresan artikel ini sebenarnya ingin menjadi cambuk pedas terhadap hati nurani kita yang mulai menjadi buta dan membatu karena keegoisan diri sendiri yang kurang peka dengan generasi yang terluka di luar gedung gereja. Seakan-akan rintihan dan tangis pilu para generasi yang terluka tersebut membahana dibalik kesunyian dan kehampaan batin mereka yang tertutupi oleh kebengisan dan pemberontakan yang mereka tampilkan.

    Hai……,engkau yang menamakan diri kumpulan orang muda yang meresponi panggilan Tuhan tapi melayani hanya demi kebutuhan jabatan, popularitas, dan rutinitas…!!!Matamu buta dan nuranimu telah menjadi batu karena keegoisanmu yang berjubah rohani! Saatnya engkau keluar dari zona nyamanmu saat ini juga dan menjangkau generasi yang terluka di zaman ini!

    Tanggalkan jubah dan kasut kemegahan dirimu dan menggantinya dengan kerelaan dan ketulusan seorang pemburu Tuhan sejati. Seorang pemburu Tuhan akan berlari bukan mengejar berkat tapi justeru lebih betah memikul salib Kristus. Salib Kristus yang adalah symbol kehinaan bagi dunia justru menjadi simbol kemuliaan yang tidak akan pernah dilepas dari bahu kita. Para pemburu Tuhan akan bangga dalam kehinaan karena kemuliaan salib Kristus. Betapa Tuhan sangat merindukan kebangkitan generasi dengan hati yang mengasihi-Nya melebihi apapun.

    Para pemburu Tuhan sejati memiliki keterpanggilan hati nurani untuk melakukan kehendak Tuhan karena hati mereka yang remuk mengasihi Tuhan dan rindu menyenangkan hati Tuhan. Sekalipun ditinggalkan sendiri bahkan dicemooh dan dihina oleh dunia, para pemburu Tuhan sejati justru tetap bertahan dalam kesetiaan mendaki gunung Tuhan memburu hati Tuhan. Bukan menjadi pelayan Tuhan yang munafik yang tidak lebih dari budak-budak uang dan popularitas yang memalukan dengan mentalitas murahan. Dengan jubah-jubah mewah tapi bermental pengemis yang hanya mengais-ngais kenikmatan dunia dalam ladang-ladang rohani. Pada akhirnya hanya membuat kita begitu berapi-api sebagai pengkhotbah di belakang mimbar berkilauan tetapi kita menjadi seorang pengecut dan pecundang memalukan saat diperhadapkan dengan keadaan genting dan membahayakan di medan pertempuran-pertempuran rohani!
    Genderang peperangan telah ditabuh melawan kenistaan dan kemaksiatan yang disebar oleh setan atas generasi di zaman ini!!!Bangkitlah…,bangkitlah…,hai para pejuang-pejuang muda yang diurapi Tuhan!!!


    Yoel 2:28-29:
    “Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orang tuamu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu”.

    Yesaya 60:22:
    “Yang paling kecil akan menjadi kaum yang besar, dan yang paling lemah akan menjadi bangsa yang kuat; AKu Tuhan, akan melaksanakannya dengan segera pada waktunya”


    Jangan lagi biarkan setan memperdayai kita dengan dusta dan muslihatnya!!! Jangan biarkan lagi kita dipecundangi oleh iblis dengan kebohongannnya yang penuh tipu daya!!! jangan biarkan lagi dosa menjijikan mengikat kaki dan tangan kita sehingga kita tidak bisa menggenggam perisai dan pedang ilahi untuk bertempur!!!

    Bumi bergoncang, neraka gemetar ketakutan dan sorga bersorak!!!
    Di lembah-lembah yang dahulunya adalah ladang bangkai berbau kematian dan tulang-tulang kering berserakan telah diubahkan oleh otoritas profetik penggenapan nubutan Tuhan. Para Yehezkiel-Yehezkiel muda dibangkitkan Tuhan dalam urapan surgawi tanpa batas untuk membawa kebangkitan besar yang radikal bagi bala tentara Tuhan dilembah-lembah Israel. Lembah yang dulu disebut “lembah kematian” telah berubah menjadi “lembah kebangkitan bala tentara Tuhan” yang akan menaklukan setiap kota dan bangsa-bangsa!!!HALELUYA….!!!

    Kesederhanaan dan keluguan daud sebagai anak muda penggembala domba membuatnya begitu di remehkan di barisan tentara Israel. Namun saat Jemari Ilahi menyentuhnya dengan pengurapan membuatnya begitu perkasa dibalik kemudaannya yang lugu. Goliath yang tak terkalahkan bahkan mengerikan membuat barisan tentara Israel gemetar ketakutan dan dipermalukan. Amarah ilahi yang kudus pun membara dalam hati Daud karena bangsa pilihan Tuhan di pecundangi oleh bangsa tak bersunat. Lengan dan tangan Daud pun memungut batu kali dengan umbannya menantang goliath yang lengkap dengan peralatan perangnya. Cercaan dan hinaan tentara filistin tak membuatnya gentar dan malu karena keberaniannya membela umat pilihan Tuhan. Berbekal hati yang melekat dengan Tuhan serta keberanian ilahi, Daud berhasil membantai goliath dengan umbannya.
    Hai…..,engkau orang-orang yang diremehkan dan tidak diperhitungkan!!!atasmu Tuhan memberi otoritas-Nya! Bangkit….,Bangkit…,bangkit…,Terobos medan perang yang menakutkan dengan kekuatan ilahi yang ada padamu!!!

    Sudah saatnya engkau memggenggam kembali perisai dan pedang ilahi jika sebelumnya engkau sempat melepasnya. Identitas kita yang menamakan diri “anak muda” bukanlah hanya sekedar pajangan dalam gereja, bukanlah sekedar badut-badut tolol yang tak lebih dari seorang pecundang. Kita adalah “tentara-tentara Tuhan” yang akan mengalahkan musuh dan dengan pengurapan Roh Kudus kita akan menaklukan medan peperangan rohani dimana pun kita berada.
    Mari kita bersama bergandeng tangan dan sepakat melepas zona nyaman kita dan berlari ke garis depan penuh bahaya dengan perisai berkilau dan pedang terhunus untuk mengalahkan musuh. Tanggalkan jubah kenyamanan diri kita dan menjadi “generasi elia di akhir zaman” yang akan membawa api rekonsiliasi menyembuhkan luka kepahitan generasi ini. Berani berdiri meskipun hanya seorang diri menantang kesesatan dan kekerasan hati bangsa Israel.

    Jangan takut dengan intimidasi 450 nabi baal dan ratu izebel dengan ancamannya!!!
    Berlarilah….,Berlarilah….,mengejar panggilan surgawi, menyelamatkan yang terhilang!!! Bergeraklah….,Bergeraklah….,menebar benih kegerakan rohani kemana pun kau pergi!!!
    Berlarilah…,berlarilah…,mengejar hadirat-Nya sebagai pemburu Tuhan sejati sampai nafas terakhirmu berhembus. Biarkanlah melalui hidupmu menjadi rahim yang subur demi kebangkitan sebuah generasi yang begitu mencintai Tuhan secara radikal dan merekalah yang akan menjadi senjata-senjata Tuhan yang peling mengerikan dan ditakuti musuh sepanjang zaman!!!
    BANGKITLAH GENERASI ELIA DI AKHIR ZAMAN!!!
    HALELUYA!!!!


    PRESENTED ONLY BY HIS AMAZING GRACE FOR THIS LOST GENERATION:


    Ev.Jerry Bambuta
    Leader Of Maximized Youth Programme Manado
    (Pendiri Grup GENERASI ELIA AKHIR ZAMAN)

Keindahan Sebuah Proses

Alkisah di sebuah museum megah,
sebuah patung marmer yg sangat indah, diletakkan di atas lantai marmer.
Banyak pengunjung yg mengagumi patung cantik itu.

Di malam hari, si lantai mengajak sang patung untuk berbicara.

Lantai :
"Hei Patung, dunia ini tidak adil.
Mengapa semua pengunjung mengagumi kecantikanmu?
Sangat Tidak Adil!"

Patung:
"Temanku, apakah masih ingat bahwa sebenarnya kita berasal dari gua yang sama?"

Lantai:
"Tepat sekali!
Itu sebabnya aku tambah yakin kalau dunia ini tidak adil.
Kita dilahirkan dari gua yg sama,
namun mendapat perlakuan berbeda.
Tidak adil!"

Patung:
"Tapi kau masih ingat ketika si pemahat datang & berusaha membentukmu.
Kamu malah menolak usahanya?"

Lantai:
"Tentu aku masih ingat.
Aku sangat benci orang itu!
Aku tidak mengerti mengapa ia ingin membentukku & alat-alatnya sangat menyakitkan tubuhku."

Patung:
"Tepat sekali!
Si pemahat 'tak dapat bekerja denganmu karena kamu berusaha melawannya."

Lantai:
"Emangnya kenapa?"

Patung:
"Karena kau menolaknya membentukmu, maka si pemahat melirik aku.
Aku yakin hidupku akan berubah dengan sentuhannya.
Aku tidak melawan alat-alat pahatnya walaupun rasa sakit yang tidak tertahankan harus kulalui saat alat-alat itu mengukir, memotong dan mengikis bagian-bagian di diriku yang tidak diperlukan dan kemudian tanpa kusadari DIA telah menjadikanku patung yang indah seperti sekarang ini."

Lantai:
"Hmm..."

Patung:
"Temanku, selalu ada harga yang harus dibayar jika ingin mencapai sesuatu di dalam hidup ini.
Jika kita menyerah terhadap tantangan yang dapat merubah nasib kita,
kita tidak logis menyalahkan orang lain atas kemalangan yang dialami."

Note :
Proses Tuhan membentuk kita memang terkadang sangat menyakitkan, tapi saat kita taat maka hasilnya pasti akan indah.
Hadapi apapun yang terjadi, jangan pernah menyerah & serahkan hidupmu kepada Tuhan yang membuat segalanya indah pada waktunya.
Itulah cara menjadi Juara Sejati..