Kamis, 27 Oktober 2011

Zona Tidak Nyaman

Tulisan saya kemarin berjudul Zona Nyaman. Secara ringkas, zona nyaman mengandung bahaya yaitu membuat kita tidak lagi rindu mengenal kebenaran dan tidak lagi rindu mengabarkan berita keselamatan. Semoga kita tidak terjebak di dalamnya.
Kali ini saya menulis mengenai zona tidak nyaman. Zona tidak nyaman tidak kalah berbahayanya dibanding dengan zona nyaman. Bahkan, mungkin lebih berbahaya dibandingkan zona nyaman.
Ijinkan saya membagi zona tidak nyaman menjadi dua, eksternal dan internal.
Zona tidak nyaman eksternal, contohnya kita belum mempunyai penghasilan tetap, atau penghasilan tetap kita masih kecil. Kita belum mempunyai rumah sendiri, belum mempunya jaminan asuransi kesehatan dan pendidikan untuk anak-anak kita, belum punya mobil -sementara teman-teman kita sudah-, belum punya ini, belum punya itu, belum bisa beli ini, belum bisa beli itu. Atau kita merasa tubuh kita tidak sesehat dulu, waktu kita tidak sebebas dulu. Kerja masih ikut orang lain, sementara kita ingin kerja mandiri tetapi belum mampu. Sungguh, kita berada di zona tidak nyaman eksternal. Karena keterbatasan kita secara fisik maupun keuangan.
Zona tidak nyaman internal, contohnya kita masih bergumul dengan karakter kita yang kurang baik. Kita -yang tentu saja paling mengenal diri kita sendiri- merasa masih banyak kekurangan. Masih banyak sifat buruk. Tidak lebih baik dibandingkan orang lain. Masih perlu dibereskan. Tidak se-rohani orang lain. Masih sering “bermasalah”. Pokoknya, kita merasa tidak layak untuk berbicara hal-hal rohani. Logis, karena kita merasa masih banyak yang perlu diperbaiki dalam karakter kita. Kita berada di zona tidak nyaman internal.
Melanjutkan tulisan ini, saya tidak mempunyai ide lain selain mengajak Anda membuka 2 Timotius 4:2
Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” (2 Tim 4:2)
Ayat di atas menasehatkan, baik atau tidak baik waktunya, siap sedialah untuk memberitakan firman.
Anda (dan saya) berada di zona nyaman? O, itu waktu yang baik. Mari beritakan firman!
Anda (dan saya) berada di zona tidak nyaman? Maaf, itu mungkin kondisi yang kurang baik. Tapi, mari beritakan firman!
Anda (dan saya) masih bergumul dengan ekonomi keluarga? Memang waktu yang tidak mudah. Tapi, mari beritakan firman!
Anda (dan saya) masih punya karakter yang buruk? O, saya bisa memahami betapa itu situasi yang tidak nyaman. Tapi, mari beritakan firman!
Mungkin kita merasakan sebuah kejanggalan, bagaimana mungkin dengan karakter yang buruk kita bisa berbicara tentang firman? Kalau kita bersedia berbicara soal firman menunggu karakter kita baik, sampai kita dipanggil Tuhan pun kita tidak akan punya waktu untuk itu. Karena proses penyempurnaan karakter kita berlangsung seumur hidup. Kecuali, karakter baik yang kita maksud adalah tampilan luar kita yang tampak baik di depan orang.
Max Lucado, dalam bukunya Aktor-aktor Allah, menulis daftar beberapa tokoh dalam Alkitab, sebagai berikut :
         – MUSA si pembunuh.
         – YAKUB menipu Esau atas dorongan ibu mereka sendiri, Ribka.
         – YUSUF senang pamer sehingga membuat murka saudara-saudaranya.
         – TAMAR berpura-pura menjadi wanita penghibur dengan harapan dapat memaksa Yehuda menepati janjinya.
         – RAHAB tidak berpura-pura menjadi wanita penghibur. Ia memang salah satu wanita seperti itu di lokalisasi Yerikho.
         – SIMSON yang terjerumus dalam dosa.
         – RAJA DAUD pembunuh raksasa yang tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya, dan memiliki banyak istri.
         – Anaknya, SALOMO, mempunyai banyak istri dan kekayaan.
         – THOMAS yang meragukan Tuhan
Max Lucado melanjutkan tulisannya, dengan pertanyaan yang dijawabnya sendiri, yang tentu akan membuat dahi kita mengernyit :
“Siapakah orang-orang ini -orang-orang yang karakternya dapat dipertanyakan? Kita. Itulah jati diri mereka.”
Saya tutup tulisan saya dengan kalimat yang saya dapatkan dari seorang teman asal Semarang yang sekarang menjadi pemberita kabar baik di Amerika :
“Tuhan tidak memilih orang yang sempurna, tetapi Dia akan menyempurnakan orang yang dipilihNya.”
So, baik atau tidak baik waktunya, mari tetap beritakan kabar baik.
Tuhan memberkati.
Amin.
dalam anugerahNya (zona tidak nyaman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Haleluya???